Minggu, 15 Februari 2009

Dari Kitab Al-Mawahib Al-Qastallani [6]: Kelahiran Nabi

Dari Kitab Al-Mawahib Al-Qastallani [6]: Kelahiran Nabi

muslimdelft.nl

Pengantar

Kitab Mawahibul Laduniyyah bil Minah al-Muhammadaniyyah (Karunia Ilahiah dalam Bentuk Karunia Muhammadaniyyah) ditulis oleh Imam Ahmad Shihabuddin ibn Muhammad ibn Abu Bakr al-Qastallani (wafat 923H/1517 M), seorang ahli hadits yang mengarang syarah Sahih Bukhari (Irsyad as-Sari). Kitab Mawahib karangan beliau ini adalah kitab yang berisi biografi Nabi Muhammad sall-Allahu ‘alayhi wasallam.

===============================================

A’uudzu billahi minasy syaithanirrajiim
Bismillahirrahmanirrahiim
Wassholatu wassalamu ‘ala asyrafil anbiyaa-i wal Mursaliin Sayyidina
Muhammadin wa ‘ala aalihi wasahbihi ajma’in

dari
Mawahib al-Laduniyyah bi al-Minah al-Muhammadaniyyah[*]
(Karunia Ilahiah dalam Bentuk Karunia Muhammadaniyyah)
oleh Ahmad Shihab Al Deen Al Qastallani

Kelahiran Ajaib dari Muhammad sall-Allahu ‘alayhi wasallam (bagian 1)

Amr ibn Qutaiba mendengar ayahnya, yang merupakan seseorang yang amat
berilmu, mengatakan, “Ketika saatnya tiba bagi Aminah untuk
melahirkan, Allah berfirman kepada para Malaikat, ‘Bukalah seluruh
pintu-pintu Langit, dan pintu-pintu Surga.’
Matahari pada hari itu
bersinar dengan cahaya yang agung, dan pada tahun itu pula Allah SWT
mengizinkan seluruh wanita di Bumi untuk mengandung anak laki-laki,
demi kehormatan Muhammad sall-Allahu ‘alayhi wasallam.”

Ibn ‘Abbas (RA) berkata bahwa Aminah RA pernah meriwayatkan sebagai
berikut, “Seorang Malaikat datang kepadaku dalam suatu mimpi selama
bulan keenam kehamilanku dan berkata padaku, ‘Wahai, Aaminah, engkau
tengah mengandung seseorang yang terbaik dari seluruh alam. Jika kau
telah melahirkannya, beri nama dia Muhammad, dan jagalah ini sebagai
rahasia.’
Saat aku mulai mengalami rasa sakit dalam proses
melahirkan, tak seorang pun tahu bahwa aku berada di rumah sendirian,
termasuk Abd Al-Muttalib yang tengah melakukan thawaf mengelilingi
Ka’bah. Aku mendengar suara keras yang membuatku takut. Kemudian,
aku melihat apa yang nampak seperti sayap dari seekor burung putih,
menggosok kalbu (jantung)-ku, menghilangkan seluruh rasa takut, dan
seluruh rasa sakit yang kurasakan hilang. Di hadapanku muncul suatu
minuman putih yang kemudian kuminum, dan setelah itu muncul suatu
cahaya terang yang jatuh padaku dan aku dikelilingi oleh beberapa
wanita, tinggi bagai pohon-pohon palem, yang terlihat seperti wanita-
wanita Abd Manaf. Aku terpesona, dan berpikir, ‘Ooh, bagaimanakah
mereka tahu akan diriku?’ Mereka berkata padaku, ‘Kami adalah
‘Asiyah, istri Fir’aun, dan Maryam, putri Imran.’
Kondisi tubuhku
makin memuncak (menuju kelahiran), dan aku dapat mendengar suara
dentuman yang makin mengeras dan makin menakutkan jam demi jam.
Ketika aku sedang mengalami hal-hal ini, tiba-tiba kulihat selembar
kain sutra putih terentang di antara Langit dan Bumi, dan mendengar
seseorang berkata, ‘Sembunyikan dirinya (bayi Muhammad sall-Allahu ‘alayhi wasallam) hingga
tak seorang pun dapat melihatnya.’
Aku melihat beberapa orang laki-
laki berdiri di udara dengan kendi-kendi perak di tangan mereka. Aku
melihat sekelompok burung-burung memenuhi kamarku, masing-masing
memiliki paruh emerald dan sayap-sayap rubi. Kemudian Allah SWT
mengangkat tirai hijab dari penglihatanku, dan aku menyaksikan
seluruh Bumi di Timur dan Barat, dan tiga spanduk ditegakkan; satu di
Timur, satu di Barat, dan satu di atap Ka’bah. Kemudian aku pun
melahirkan Muhammad. Segera ia bersujud, mengangkat kedua tangannya
ke Langit seakan-akan sedang memohon dengan rendah hati. Kemudian aku
melihat suatu awan putih datang dari Langit yang menaunginya dan
menyebabkannya hilang dari pandanganku, dan aku mendengar suatu suara
yang menyeru, ‘Bawa dia berkeliling ke segenap penjuru bumi, timur
dan barat, dan ke dalam lautan dan samudera, sehingga semua akan
mengetahui tentang dirinya dengan namanya, sifat-sifatnya, dan
bentuknya.’
Kemudian awan itu lenyap dengan cepatnya.”

Al-Khatiib Al-Baghdadi meriwayatkan bahwa Aaminah (RA) berkata,
“Saat aku melahirkan Muhammad sall-Allahu ‘alayhi wasallam, aku melihat suatu awan besar
yang bersinar, di dalam mana kudengar kuda-kuda meringkik, sayap-
sayap terkepak, dan manusia-manusia bercakap. Awan itu meliputinya
sall-Allahu ‘alayhi wasallam dan ia sall-Allahu ‘alayhi wasallam pun lenyap dari pandanganku. Kemudian aku mendengar
suatu suara yang menyeru, ‘Bawalah Muhammad ke segenap penjuru Bumi.
Tunjukkanlah dia pada seluruh makhluq dan wujud spritual; pada Jinn,
manusia, malaikat, burung-burung, dan hewan-hewan liar. Berikan
padanya bentuk Adam, pengetahuan Seth (Syits), keberanian Nuh,
persahabatan Ibrahim, lidah Ismail, keqonaahan (kepenerimaan) Ishaq,
kefasihan Salih, kebijaksanaan Luth, kabar gembira dari Ya’qub,
kekuatan dari Musa, kesabaran Ayyub, ketaatan Yunus, perjuangan
Yasa’ (Joshua)
, perlindungan Dawud, cinta Daniel, rasa hormat yang
dimiliki Ilyas
, kesucian Yahya, dan kezuhudan ‘Isa, dan tenggelamkan
ia dalam sifat-sifat para Nabi.’
Lalu, awan itu menghilang dan
Muhammad menggenggam selembar kain sutra hijau yang tergulung rapat,
dengan air yang memancar dari dalamnya, dan seseorang berkata,
‘Hebat, hebat, Muhammad telah menggenggam seluruh alam; seluruh
makhluq di dalamnya telah masuk dalam genggamannya, tanpa satu pun
tersisa.’ Kemudian aku melihat padanya dan ia pun melihat padaku,
dan ia tampak bagaikan bulan purnama yang indah di waktu malam.
Semerbak wanginya menyebar bagai misik terbaik, dan tiba-tiba muncul
tiga orang, salah seorang dari mereka membawa kendi perak, yang kedua
bak mandi emerald, dan yang ketiga, membawa selembar kain sutra
putih, yang ia buka lipatannya. Ia kemudian mengeluarkan sebuah
cincin yang berkilau indah, lalu mencuci cincin itu dalam kendi tadi
tujuh kali, kemudian ia membuat cap (tanda) di antara kedua bahunya
sall-Allahu ‘alayhi wasallam dengan cincin itu, membungkusnya dengan sutra tadi, dan
akhirnya membawanya di bawah sayap-sayapnya dan memberikannya kembali
kepadaku.”

Ibn ‘Abbas (RA) meriwayatkan, “Ketika Muhammad sall-Allahu ‘alayhi wasallam dilahirkan,
Ridwan, penjaga Surga, berujar di telinganya mengatakan,
‘Berbahagialah, oh, Muhammad, pengetahuan apa pun yang dimiliki nabi
lainnya, engkau pun telah dikaruniai pengetahuan dan ilmu itu. Karena
itulah, engkaulah yang paling berpengetahuan dan memiliki hati paling
berani, di antara mereka.’”

Ibn ‘Abbas (RA) juga meriwayatkan bahwa Aminah (RA) berkata,
“Ketika aku melahirkan Nabi, bersamanya keluar suatu cahaya yang
menerangi ruang di antara timur dan barat. Ia lalu terjatuh ke tanah,
bersandar pada kedua tangannya, mengambil segenggam tanah,
menggenggamnya, kemudian menengadahkan kepalanya ke Langit.”

At-Tabarani meriwayatkan pula bahwa ketika ia terjatuh ke tanah, ia
menarik jari-jarinya bersamaan, dengan jari telunjuknya mengambil
sikap menunjuk, bersaksi atas keesaan (Tawhid) Allah.

‘Utsman ibn Abi il Aas meriwayatkan bahwa ibunya, Fatimah berkata,
“Pada saat kelahiran Muhammad sall-Allahu ‘alayhi wasallam aku melihat rumah itu dipenuhi
cahaya-cahaya dan bintang-bintang pun bergerak mendekatinya hingga
aku berpikir bahwa mereka akan jatuh menimpaku.”

Al Irbadh ibn Sariya meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad sall-Allahu ‘alayhi wasallam bersabda,
“Aku adalah hamba Allah, dan Penutup para Nabi, dari sejak zaman
ketika Adam masih dilempar dari tanah liat. Aku akan menjelaskan hal
ini padamu: akulah jawaban dari doa ayahku Ibrahim, kabar gembira
yang dibawa ‘Isa, dan firasat (visi) yang dilihat oleh ibuku. Ibu
para Nabi sering melihat firasat/visi.” Ketika ibu Nabi melahirkan
beliau, ia pun melihat suatu cahaya yang menerangi istana-istana
Syria. Dan inilah apa yang dimaksud pamannya Al Abbas (RA) ketika ia
mengatakan dalam syairnya, “Ketika dirimu dilahirkan, bumi bersinar
dan cakrawala menjadi terang dengan cahayamu. Kami berjalan dalam
cahaya itu dan dalam jalur-jalur kebenaran.”

Ibn Sa’ad meriwayatkan bahwa ketika Aminah (RA) melahirkan Nabi
sall-Allahu ‘alayhi wasallam ia sama sekali tak mengalami pendarahan nifas (meconium)
dengannya.

Mengenai cahaya yang menerangi istana-istana Syria, Lebanon,
Palestina, dan Jordania, ada suatu referensi di sini bahwa kerajaan-
kerajaan ini menerima manfaat/barakah dari cahaya kenabian Muhammad
(SAW), karena tempat-tempat ini adalah wilayah kedudukan beliau.
Telah dikatakan pula, “Kenabian tidak lagi berada dalam Anak-anak
Israel, wahai orang-orang Quraisy. Demi Allah, Muhammad akan memimpin
kalian untuk memiliki suatu pengaruh yang demikian besar hingga akan
diperbincangkan dari timur hingga barat.”

bersambung ke bagian 2 Kelahiran Nabi…

Allahumma salli afdalas salaati ‘ala habiibikal Mushtofa Sayyidina Muhammadin wa ‘ala aalihi wasahbihi wasallaam

Catatan Kaki:
[*] diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dari versi terjemahan bahasa Inggris di sunnah.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar